Jumat, 27 Oktober 2017

Sayatan Luka

( Karya : Silvia Lestari Hutasoit )

Ku termenung menghayati sang senja
Menatap langit yang enggan berbicara
Samudera pun diam seribu bahasa
Tetesan air mata mengaliri peluh hati
Semilir angin menyibakkan kesunyian kalbu
Jiwa ku kini lenyap ditelan waktu
Bersama harapan yang kubangun sendiri
Hancur berkeping - keping mengambang mengudara
Seakan tak tahu arah tuk kembali pulang




Lidahku membisu dalam keheningan  yang mengharubiru
Bibir ini tak mampu lagi tersenyum
Mata tak mampu lagi memancarkan kemilaunya
Hati tak mampu lagi menahan goresan luka
Saat kau duduk disampingnya
Tak tahu mengapa batinku meringis
Bagai belati tertancap dalam di relung hati
Tapi apa daya ku
Aku bukanlah bagian dari perasaan mu
Melatihku tuk bersembunyi di balik senyuman






Andai kau tahu tulus cintaku
Meski aku tidaklah sempurna
Tapi ku kan slalu ada
Tuk hapus air mata di pelupuk matamu
Melengkapi kekurangan mu dengan kelebihanku
Mengarungi derasnya arus kehidupan bersama
Aku hanyalah penikmat senyummu, bukan penyebabnya!
Tapi khayal ku terlalu tinggi
Sehingga aku terjatuh tak bertepi
Seandainya cinta menggenggam hati
Bukan memuja fisik





Masihkah ada sedikit senyum darimu
Di batas penantianku yang kini makin terbata?
Jika masih ada ruang di hatimu
Untukku, sedikit saja, tolong bicaralah
Sampaikan pada tanah membentang
Bisikkan pada pohon-pohon rindang
Dan hembuskan lewat angin yang mengusik
Setidaknya biar ada tanda yang bisa kubaca dan kuraba
Janganlah sepi yang hadir
Janganlah semu yang membeku




Kabut ini tak kunjung pergi
Lara ini pun enggan berlari
Cukup sudahlah semua
Aku harus kuat untuk melepaskan
Pergilah... Aku ikhlas
Tinggalkan aku dalam kesendirian ku
Rasa sakit ini biarlah aku yang menanggung
Kamu terlalu menyepelekan perasaan seseorang
Sehingga lupa Tuhan adil dalam memberi luka




Mungkin aku sebuah karang yang hanya diam
Saat kau menjadi ombak yang menerjangku tak henti
Ribuan tanya yang selama ini kupupuk
Terjawab sudahlah kini
Sikap dingin mu menyadarkan ku
Bahwa mencintai dalam diam itu menyakitkan